Rainz |
Bismillahirrohmanirrohim..
Ku awali setiap kata dalam paragraf ini dengan asma Allah yang Maha Agung, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang hanya kepada-Nyalah setiap hamba mengadu dan hanya kepada-Nyalah pula setiap permohonan terpanjatkan.
Allahumma Shalli ‘ala Muhammad, wa ‘ala ali Muhammad. Semoga setiap sholawat yang terpanjatkan untuk beliau, menjadi wasilah pendekat syafa’at kelak di hari kiamat, memperingan setiap hisab dan memperlindung diri dari dahsyatnya siksa api neraka. Amin ya robbal’alamin.
Sungguh aku tak berharap banyak dalam hidup ini. Namun jika hati boleh menyapa dan kepingan kata boleh menyatu bersama serpihan rasa,aku hanya ingin mengucapkan yang seharusnya terucapkan menjelaskan yang seharusnya terjelaskan dan menyampaikan yang seharusnya tersampaikan.
Untukmu Calon bidadari duniaku Semoga kamu memahami apa yang saat ini ada dalam isi hati,yang menyatu pada susunan kata yang terlahir dari sanubari yang paling dalam di sela tinta kedamaian dan baris kerinduan yang tertoreh pada lembar lembar penuh harapan.
Pertemuanku denganmu memang sangatlah
singkat. Biodatamupun hanya aku kenali dari jejaring sosial dan testimoni
murobbiyah serta sahabat yang selama ini ada di dekatmu. Namun insya'Allah segala informasi mengenaimu sudahlah cukup bagiku untuk
memantapkan diri dan hati untuk hidup bersamamu.
Aku nggak akan menjanjikan hal-hal muluk. Memang itu manis, sayang, tapi bukan janji semacam itu yang ingin kujanjikan padamu.
Aku berjanji akan
menampilkan sisi terbaikku saat bertemu Ayah dan Ibu mu nanti.Aku akan
menggenggam erat tanganmu, dengan bangga dan lantang aku akan
menunjukkan bahwa kita berdua memang layak tinggal bersama.
Mungkin aku tidak bisa membuat impian pernikahan megah menjadi kenyataan,mungkin hanya perayaan sederhana.Tapi aku berjanji untuk membuat semua orang tahu,betapa beruntungnya diriku bisa memilikimu untuk seumur hidupku.
Mungkin nanti kita tidak bisa pergi berbulan madu seperti yang telah kamu obrolkan bersama teman-teman cewekmu. Ya, aku tahu itu, ketika matamu dan sahabat-sahabatmu berbinar-binar membicarakan destinasi bulan madu impianmu. Tapi aku berjanji untuk membawamu ke dunia yang baru, dunia kita berdua, yang mungkin akan dipenuhi oleh anak soleh/soleha nantinya.
Di dalam setiap obrolan kami,Ibuku selalu mengingatkan awal pernikahan adalah yang paling manis dan segalanya akan terasa indah. Namun bersiap-siaplah memasuki tahun-tahun berikutnya, begitu kata Ibu. Sekali lagi, sayang, aku tidak bisa menjanjikan keluarga yang selalu bahagia dan rumah yang selalu hangat. Tapi aku berjanji, aku akan berjuang, untuk membuatmu tidak menyesal telah memilihku sebagai sahabat seumur hidupmu. Untuk jadi pemimpin keluarga yang akan menuntun dan membimbingmu, menjadi wanita yang lebih dewasa.
Meski sekarang aku bekerja keras untuk beberapa tahun ke depan,meski sekarang kita terpisahkan waktu percaya lah ini hanya sementara.
Mungkin aku tidak bisa menjanjikanmu sosok yang manis dan selalu penuh kendali saat menjadi pemimpin keluarga. Kadang aku bisa terjatuh juga, aku juga manusia yang memiliki kelemahan. Aku bersyukur kamu menerima kelebihan dan kelemahanku, sayang. Tapi aku berjanji, aku akan berusaha mengontrol Emosiku. Ingatkan aku ketika aku melakukan kesalahan, pegang tanganku dan sadarkan aku ketika aku sudah berjalan keluar dari jalur kita berdua.
Aku dan kejelekanku mungkin akan selalu ada di sana, sayang, tapi karena itulah aku butuh dirimu. Kamu yang selalu mampu mengimbangiku. Kamu yang selalu ada di sana menggenggam dan mengangkatku ketika aku terjatuh. Kamu ada di sana, yang tahu sisi burukku dan masih berdiri di sana, menerimaku dengan senyum penuh syukur. Kamu selalu ada di sana, yang mengerti diriku pasti butuh gadis sepertimu, gadis yang membuatku merasa aku berharga menjadi seorang laki-laki.
Calon suamimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar